Dokukemtasi saat Siswa al-hidayah Candi Kuning 2 Tabanan dilatih membuat Tipat (ketupat) |
Turut hadir dalam giat tersebut sebanyak 113 siswa yang terdiri dari 54 murid kelas V dan 59 murid kelas VI dengan dibagi kepada 15 kelompok yang beranggotakan sekitar 5-7 murid per kelompok. Dengan mengundang 15 orang ibu-ibu yang berasal dari berbagai elemen masyarakat antara lain Anggota PKK, Komunitas pengajian dan ibu-ibu yang menggeluti bidang wirausaha. mereka di undang untuk mengajari dan mendampingi siswa membuat tipat (ketupat) atas permintaan pihak sekolah MI Al-Hidayah Candi Kuning 2 ( 11/09/2023)
Tambak mendampingin pelatihan yakni Mahasiswa Peserta KKN dari kampus STAI Nurul Huda yang melakukan Tugas di Wilyah Candi Kuning 2 Tabanan Bali |
Menurut Supandi Kepala MI Al-hidayah Candi Kuning 2 menerangkan Istilah "Nyapar" merupakan lebaran kecil yang sudah menjadi tradisi turun-temurun diselenggarakan. Biasanya pada momentum "Nyapar" Masyarakat membuat tipat saur.
"Ketupat yang ditemani parutan kelapa dan ditambah dengan bumbu khas olahan masyarakat candi kuning, lalu tipat saur tersebut di niatkan untuk menolak bala’ (Bencana, musibah) dengan cara dijadikan bekal untuk berkunjung ke tepi danau, Pantai maupun ke pegunungan,” Terang supandi
Sedangkan acara pelatihan ini bertujuan agar siswa-siswi bisa mengetahui cara membuat tipat saur dan termasuk dapat melestarikan tradisi lama ini hingga lintas generasi , selain itu pula dapat membangun karakter para siswa akan kepedulian terhadap tradisi baik dimasyarakat, peranan dan nilai kebersamaan dan kekompakan Masyarakat serta bagian dari penerapan kurikulum Merdeka belajar. Tambah Kepala Madrasah Supandi
Disamping itu seorang murid Bernama Azri kelas V mengatakan baru pertama kali ini belajar membuat tipat sehigga ia merasa kesusahan hingga bingung dan penuh perjuangan.
Hal yang sama disampaikan ibu Robi’ yang ikut mendampingi para siswa menegaskan bahwa ide kegiatan ini baru pertama kali dengan inisiasi dari pihak lembaga pendidikan, sehingga melalui kegiatan semacam ini dapat memberikan nilai edukasi khususnya kearifan lokal kita tetap Lestari. Ujar Ibu robi kepada Jurnalis lensakomunikasi.com
Terakhir disampaikan tentang bagaimana caranya untuk bisa mendatangkan ibu-ibu yang notabene nya sebagai pekerja semua yakni dengan membangun komuikasi baik, karena bagaimanapun kondisi dan profesi mereka pernah mengenyam Pendidikan dibangku madrasah ini bahkan saat ini anak-anaknya juga bersekolah di Lembaga ini yang berdiri telah hampir sekitar 70 tahunan. Tambah Supandi sekaligus pria yang mejabat kepala Madrasah ke-18 ini.
Jurnalis : Syauqi