Situbondo,lensakomunikasi.Com - Meski banyak warga setempat yang telah membuka usaha yang sama dengan warungnya, Ibu kelahiran tahun 1964 itu Yang kerap di sapa dengan panggilan mbah mol itu tetap berusaha dan memilih bertahan dengan Berjualan demi memenuhi kebutuhan hidup Sehari hari.
Dokumentasi Mulyani sedang berjualan nasi dan kopi di warungnya |
"Mau kerja apalagi kalau tidak mempertahankan warung ini, anak saya yang pertama sudah berkeluarga tidak mungkin juga memberi saya uang setiap harinya, satunya masih nganggur dan masih saya yang memenuhi kebutuhannya"Ucap Mbah Mol
Tidak hanya menjual nasi dan kopi di warungnya, ibu anak dua itu juga menjual pentol tahu minuman kemasan seperti eh teh Kuku bima susu dan lain lainnya.
" Saya membuka warung ini dengan ide saya sendiri bukan meneruskan punya orang tua sekitar tahun 1980an yang di jual pertama kali hanya nasi dan mie goreng saja,karena pembeli saya sering kali bertanya kopi dan minuman yang dingin baru saya tambahkan es dalam kemasan plastik dengan harga Rp 1000 per bungkus" Imbuh Mulyani
Mulyani menjelaskan, bahwa warungnya sempat tutup selama enam bulan lebih saat Pandemi COVID-19 melanda
"Saat itu saya memilih tutup karena sepi dari pembeli dan tidak ada pemasukan uang untuk kebutuhan hidup, saya dan anak kedua waktu itu mencari pekerjaan keluar Jawa,di kalimantan meski proses untuk sampai kesana sangat ketat sampai disana saya bekerja sebagai pemulung besi di kerabat dekat dari suami saya,dan membuka warung ini kembali sebelum tahun baru lalu meski modal awal meminjam uang ke bang aren" Tutup Mol,52.
MIN