Dokumentasi Sejumlah Warga, Dan Pihak Keluarga Saat Menemukan Jenazah Tersangkut Di Tepi Sungai |
SITUBONDO, lensakomunikasi.com Ema Esus perempuan 87 tahun, ditemukan meninggal dengan tubuh mengambang di rerumputan aliran sungai, Desa Curah Jeru, Kecamatan Panji, sekitar pukul 07.00 WIB, kemarin (14/3). Korban bernasib tragis itu, rumahnya hanya 500 meter dari loaksi penemuan.
Koordinator Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)Kabupaten Situbondo , Puriyono menyampaikan, orang yang kali pertama mengetahui jenazah korban adalah Supriyadi, 40, yang merupakan menantunya sendiri. Waktu itu, Supriyadi menanyakan keberadaan Ema kepada istrinya sendiri tetapi istrinya juga tidak mengetahui.
“karena panik, supriyadi menacari mertuanya di sekitar rumhanya, tetapi mertuanya tidak ada, meskipun dipanggil juga tidak menjawab,” ungkap Puriyono pada awak media lensakomunikasi.
Menurutnya, karena mertua yang dicari tidak ada, Supriyadi mengajak istrinya untuk mencari mertuanya ke sungai, yang merupakan tempat pemandian Ema. Sesampianya di sungai yang tidak jauh dari rumahnya, Supriyadi terkejut setelah melihat ada handuk milik mertuanya, sedangkan tidak ada orang satupun di sungai tersebut.
“karena curiga, Supriyadi meminta bantuan terhadap warga sekitar untuk melakukan penyisiran mengikuti arus sungai, sehingga puluhan warga datang dan ikut melakukan pencarian,” imbuh Puriyono.
Puriyono melanjutkan, setelah dilakukan pencarian oleh pihak keluarga yang dibantu oleh warga , korban berhasil ditemukan di sungai irigasi dalam kedaan mengamabang dan nyangkut dengan dedaunan dengan posisi berada di pinggir sungai.
“lansia itu berhasil ditemukan dengan jarak yang begitu dekat dari rumahnya. Jarak rumah dari lokasi penemuan kurang lebih 500 meter” terangnya.
Masih kata Puriyono, setelah pihak keluarga berhasil menemukan mayat nenek Ema, jenazah langsung di evakuasi ke rumah duka untuk segera dimakamakamkan. Sebab, pihak keluarga sudah menganggap kejadian yang menimpa perempuan tua renta itu sebagai takdir.
“diduga kuat, nenek itu meninggal setelah dirinya terpeleset pada saat mendi di pinggiri sungai yang tidak jauh dari rumahnya,” pungkas Puriyono.
(hum)