Penulis adalah Mahasiswa Unuja Fakultas Agama Islam, Jurusan Ekonomi Syari'ah |
Situbondo,himmahkpi.com Membaca buku merupakan kunci kepandaian dan menghilangkan kebodohan. Dengan hal tersebut, seseorang dapat menemukan hal yang baru, dari yang awalnya tidak tau menjadi tahu. Tentunya, hal tersebut bisa didapat dengan rasa semangat dan tekat yang bulat.
Hal tersebut bisa di dasarkan pada surat al-alaq ayat 1 juz 30, “bacalah dengan menyebut nama rabb-mu yang menciptakan”. Dalam ayat ini tuhan menganjurkan agar membaca. Selain itu ibnu khaldun membedakan antara orang badui dengan peradaban. Bangsa yang berperadaban menurutnya adalah bangsa yang berwawasan luas dan gemar membaca. Sangat berbanding terbalik dengan orang badui yang tidak mempuyai peradaban.
Pada era modern ini, dengan berbagai macam kecanggihan, perlahan-lahan, budaya membaca sudah mulai hilang, berpindah ke penampilan. Semisal, uang untuk beli buku, kadang di buat untuk beli baju, di bawa jalan-jalan, dan bahkan di buat berfoya-foya. Tanpa di sadari atau tidak, perbuatan inilah yang merugikan diri sendiri. Artinya, perilaku demikian laiknya menabung kebodohan di masa depan.
Memang, manusia pada dasarnya tidsk bisa lepas dari kesenangan. Salah satunya semisal, jalan-jalan dan lain-lain, namun untuk menghentikan hal itu, perlunya kita mengisi kegiatan yang lebih positif salah satunya membaca buku. Tidak hanya itu, membaca buku juga menambah wawasan dan kedewasaan agar bisa mengendalikan diri sendiri.
Hari ini kaum muda utamanya, minat bacanya sudah berkurang, mereka lebih suka melakukan hal-hal yang tidak penting. Bahkan ironis sekali, pelajar kita saat ini minim sekali tingkat membacanya, “khusunya membaca buku”. Seolah-olah mereka merasa rugi ketika membaca buku, sedang memabca story whatsap, facebook dll itu justru menyenangkan bagi mereka.
Sebernarnya, tanpa di sadari mereka telah membunuh negaranya disebabkan menambah kebodohan.
Sehingga gampang terjajah dari orang lain. meskipun hari ini indonesia secara fisik sudah merdeka, akan tetapi secara budaya dan peradaban mereka masih terjajah. Tidak hanya itu, terkadang, di lingkunganpun dengan mudah dibodohi dan di adu domba karena kurang membaca dan lemahnya pengetahuan mereka.
Dewasa ini, membaca buku banyak di dapatkan di internet. Akan tetapi perlu diiringi dengan pembiasaan membaca buku langsung. karena tanpa pembiasaan langsung, sulit untuk membaca buku digital sebagainya di internet.
Kesimpulan terkahir dari tulisan ini, bagaimana kita rajin membca dan menekuninya serta dengan niat menghilangkan kebodohan. Karena dengan kita mempuyai ilmu pengetahuan kita tidak gampang terbodohi oleh siapapun. Adagium kaum santri yang perlu kita tanamkan “memperhatahankan hal lama yang baik dan mengambil yang baru dan yang lebih baik”. Mengikuti modern boleh saja, akan tetapi perlunya kita memfilter.
"Buku merupakan gudang ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, siapapun orangnya, jika ia rajin membaca, maka akan memiliki segudang pemahaman. Namun, ketika membaca sudah mulai pudar atau bahkan hilang, seseorang akan rugi dan wawasannya tak akan berkembang".
Sukran Ma'mun
Tags:
Opini